Semikonduktor adalah suatu zat yang mempunyai daya hantar listrik antara konduktor dan isolator. Ini tidak terlalu konduktif dalam keadaan murni, tetapi konduktivitasnya dapat diatur dengan menambahkan pengotor (doping) atau mengubah suhu. Perwakilan khas semikonduktor adalah silikon, yang banyak digunakan dalam pembuatan komponen elektronik. Teknologi semikonduktor merupakan landasan perangkat elektronik modern, seperti smartphone, komputer, kamera digital, dll, semuanya mengandalkan chip semikonduktor. Selain itu, semikonduktor juga sangat penting dalam bidang energi, seperti bahan semikonduktor yang merupakan inti dari sel surya. Penerapan semikonduktor juga mencakup pencahayaan LED, sensor untuk peralatan medis, dan perangkat elektronik daya, yang berdampak besar pada teknologi modern dan kehidupan sehari-hari.
Definisi semikonduktor
1.1 Konsep dan sifat dasar
Semikonduktor adalah bahan yang terletak di antara konduktor dan isolator, dan konduktivitasnya bervariasi terhadap suhu. Pada suhu kamar, nilai resistansi semikonduktor berada di antara konduktor (seperti tembaga atau perak) dan isolator (seperti karet atau kuarsa). Ciri khasnya adalah dalam kondisi tertentu, seperti pemanasan atau paparan cahaya, konduktivitasnya akan meningkat. Sifatnya inilah yang membuat semikonduktor banyak digunakan pada perangkat elektronik.
1.2 Perbandingan dengan konduktor dan isolator
Konduktor: Biasanya mengacu pada logam atau zat lain dengan nilai resistansi sangat rendah yang dapat dengan mudah menghantarkan arus. Misalnya, nilai resistansi tembaga dan perak masing-masing adalah 1,68x10^-8 dan 1,59x10^-8 ohm per meter pada 20°C.
Isolator: Bahan-bahan ini memiliki nilai resistansi yang sangat tinggi dan hampir tidak konduktif. Misalnya, nilai resistansi kuarsa murni kira-kira 1x10^17 ohm per meter.
Semikonduktor: Antara konduktor dan isolator. Misalnya, nilai resistansi silikon murni pada suhu kamar kira-kira 2,3x10^3 ohm per meter, namun nilai resistansinya menurun secara signifikan bila terkena cahaya atau pemanasan.